Saturday, January 31, 2009

Mitos Tentang Gerhana Matahari

ada tanggal 26 Januari 2009 kemarin, kita bisa menyaksikan sebuah peristiwa yang cukup langka yaitu gerhana matahari yang melintasi beberapa kota di wilayah Indonesia.

Gerhana matahari terjadi ketika bulan melintas diantara bumi dan matahari. Pada gerhana matahari total, seluruh permukaan matahari tertutup oleh bulan dan menyebabkan kegelapan total pada siang hari. Pada gerhana matahari sebagian, atau disebut juga gerhana matahari anular, tidak seluruh permukaan matahari tertutup oleh bulan seperti yang kita saksikan pada tanggal 26 Januari kemarin.

Banyak orang percaya bahwa memandang matahari atau bahkan berada diluar rumah pada saat terjadinya gerhana dapat menyebabkan kebutaan. Faktanya, gerhana matahari total tidaklah berbahaya, justru gerhana matahari sebagian lebih berbahaya.

Matahari tidak memancarkan bentuk radiasi merusak yang baru dan asing selama terjadinya gerhana, namun tetap memancarkan apa yang telah dimilikinya selama ini.
Memandang matahari secara langsung tentu saja dapat merusakkan mata, begitu juga jika hanya sebagian permukaannya tertutup oleh bulan. Untuk dapat melihatnya dengan aman, kita harus menyingkirkan 99,9968% energinya.

Matahari, seperti halnya lampu, memancarkan energi panas. Pada saat kita memandangnya, energi ini akan terkonsentrasi pada bagian tengah retina, dan jika kita memandangnya cukup lama, pusat retina kita akan terbakar, mengalami kerusakan dan mengakibatkan kebutaan. Retina mata tidak memiliki reseptor rasa sakit sehingga kita biasanya tidak akan menyadari kerusakan ini.

Sebuah contoh, ketika terjadi gerhana matahari sebagian tanggal 4 Februari 1962, beberapa tentara Amerika yang berada di Hawaii mencoba untuk mendokumentasikannya. Ternyata potongan matahari yang tidak tertutup oleh bulan masih memiliki energi yang cukup untuk merusak retina mata mereka. Setelah beberapa hari, para tentara ini mengalami masalah untuk menembak secara tepat, pandangan mereka turun dari 20/20 menjadi 20/200 – 100 kali lebih buruk daripada kondisi normal. Sebagian besar dapat sembuh, namun beberapa orang kehilangan ketajaman penglihatan untuk selamanya.

Jadi jika terjadi gerhana matahari lagi, ingatlah beberapa hal berikut :

-Memandang gerhana matahari total dengan mata telanjang tidak berbahaya, namun hanya ketika seluruh permukaan matahari benar-benar tertutup oleh bulan, pada saat ini kita dapat menyaksikan korona matahari yang berkilauan dengan semua kemegahannya.

-Jangan memandang gerhana matahari sebagian dengan mata telanjang, potongan matahari yang tidak tertutup masih memiliki energi yang cukup untuk membutakan mata anda.

-Memandang gerhana matahari total atau sebagian dengan filter yang diakui juga aman, misalnya filter Solar Viewing Mylar. Jangan memakai gelas buram, potongan klise film, pita magnetic disket atau kemasan makanan.

Sumber: Mythconception, Dr. Karl Kruszelnicki

No comments:

Post a Comment