Wednesday, February 18, 2009
Mitos 10% Otak
Otak manusia adalah organ yang paling rumit, jika dilihat dari sudut pandang metabolisme, otak adalah organ yang paling “mahal” untuk menjalankannya. Dengan berat yang hanya 2% dari berat badan total, ia menggunakan 20% pasokan darah, 20% energi dan 20% panas tubuh kita.
Jika anda pernah mengikuti semacam seminar motivasi atau pernah membaca buku-buku tentang motivasi, ada sebuah mitos yang tentunya tidak asing lagi: “manusia sesungguhnya hanya menggunakan 10% dari kapasitas otaknya”.
Salah satu referensi paling awal tentang mitos ini berasal dari sebuah buku yang ditulis oleh Dale Carnegie pada tahun 1936, “How To Win Friends and Influence People”. Disitu Carnegie mengatakan bahwa jika anda menggunakan otak anda dengan usaha yang lebih keras, anda dapat memperbaiki hidup dan mencapai apapun yang anda inginkan. Tanpa menunjukkan bukti neurologis apapun, Carnegie mengklaim bahwa sebagian besar orang hanya memanfaatkan 15% dari kapasitas otaknya.
Dale Carnegie mungkin mendasarkan informasinya pada penafsiran yang salah tentang sebuah eksperimen yang dilakukan oleh Karl Lashley, seorang ahli neurologi pada tahun 1920-an. Saat itu Lashley sedang mencoba untuk menemukan tempat dimana “ingatan” itu disimpan didalam otak. Ia melatih tikus untuk berlari melalui sebuah labirin, lalu mengukur sejauh mana tikus tersebut dapat mengingat jalan ketika ia mengambil kulit otaknya sedikit demi sedikit. Lashley menemukan bahwa, ternyata “ingatan” itu tidak disimpan pada satu tempat tertentu, tetapi terdapat pada semua kulit otak. Faktanya, pengambilan kulit otak di bagian manapun akan menyebabkan masalah pada ingatan.
Hasil penelitian Lashley yang sebenarnya cukup gamblang ini entah mengapa disalahtafsirkan secara radikal: Tikus tetap mampu mengingat jalan dengan baik meskipun hanya tinggal 10% otak yang tertinggal. Padahal, Lashley tidak pernah membuang hingga 90% otak tikus pada eksperimennya, Ia juga tidak mengatakan bahwa kita hanya memerlukan 10% dari otak kita.
Mitos ini berkembang dalam beberapa versi, versi yang lain menyebutkan bahwa 10% massa otak adalah bagian “sadar” sementara 90% lainnya adalah bagian “bawah sadar”. Sebenarnya pembagian semacam itu juga tidak pernah dilakukan, dan kemungkinan besar hanya berupa opini yang tidak disertai dengan pembuktian.
Pada tahun 1980-an, Yorkshire Television di Inggris merilis sebuah dokumen yang disebut “Is Your Brain Really Necessary?”. Dokumen ini menjabarkan hasil penelitian dari seorang ahli saraf Inggris, Professor John Lorber, yang mengambil spesialisasi penyakit anak. Ia melihat pada kasus Hydrocephalus, yaitu sebuah kondisi yang melibatkan sirkulasi cairan cerebrospinal di sekitar otak dan tulang belakang. Jika terlalu banyak cairan yang diproduksi, maka cairan ini akan tertimbun di tengkorak dan menyebabkan otak tumbuh semakin besar. Kadang penyakit ini menyebabkan otak mengecil ketika terdesak ke tulang tengkorak.
Professor Lorber membahas banyak kasus dimana orang yang memiliki yang otak kecil karena hydrocephalus ternyata memiliki kecerdasan yang normal. Dalam sebuah kasus yang luar biasa, seorang yang memiliki otak dengan daerah abu2 setebal 1mm (normalnya rata-rata 45mm) memiliki IQ 126 dan berhasil meraih sebuah penghargaan di bidang matematika.
Hal ini sebenarnya tidak membuktikan bahwa sebagian besar otak itu tidak penting, tetapi membuktikan bahwa dalam beberapa kasus, otak dapat pulih dari- atau mengkompensasi cedera berat.
Mitos 10% akhirnya dapat dibuktikan dengan penemuan teknologi canggih seperti Tomographic Emission Positron dan Functional Magnetic Resonance Imaging yang dapat menunjukkan metabolisme otak. Pada kepala seorang subjek, ditempelkan sensor-sensor yang memindai aktivitas otak. Setiap kali ia melakukan kegiatan tertentu, seperti makan, berbicara atau berjalan, sensor pada bagian tertentu akan menyala, dan setelah 24 jam semua sensor telah menyala, artinya dalam waktu 24 jam ternyata semua bagian otak telah “terpakai”.
Selama ini kita mungkin menganggap bahwa “menggunakan otak” berarti hanya berfikir tanpa melakukan apa-apa, tetapi sesungguhnya setiap kegiatan yang kita lakukan semuanya menggunakan otak. Misalnya pada sebuah aktivitas sederhana seperti berjalan, otak, melalui mata akan menganalisa jalan yang kita lalui, mengatur gerakan kaki, dan mengatur keseimbangan badan, begitu juga dengan aktivitas lain seperti makan, berbicara, membaca dan sebagainya. Dalam setiap kegiatan, memang tidak 100% otak terpakai, tetapi secara bergantian sesuai dengan fungsinya masing-masing, hingga setelah beberapa waktu, seluruh bagian otak akan terpakai.
Bayangkan seperti ini, jika anda melihat task manager pada windows, CPU usage history mungkin akan berkisar dibawah angka 10%, jika CPU usage terpakai sampai 80% saja, apa yang akan terjadi? Komputer akan hang atau minimal respons menjadi lambat. Nah jika komputer anda itu Pentium dual core 2GHz yang CPU-nya hanya terpakai 10%, tentu kinerjanya tidak akan sama dengan Pentium 200MHz bukan?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
wah... otak saya kyknya dah kepenuhan neh memorinya heheh... sering pusing... hehe gak nyambung yak :D
ReplyDeletewaduh dipake cuma 15%?? memang imposible is nothing (bener gatuh bahasanya..) artinya ga ada yang ga' mungkin selama kita berpikir itu mungkin. gitu kali ya..
ReplyDeleteberapa % otakku yang terpake kalo lagi ngeblog ya?
ReplyDeletemungkin 100% tapi ga mudeng2.
abisan gaptek sehhh
kalau orak saya pentium dua kali ya??? orang loadingnya lama,...he he hee
ReplyDeleteKlo mo upgrade otak gimana ya? Biar tambah pinter gitu...
ReplyDeleteBtw ada otak dual core/core2 duo ga ya... hehehehe
pengertian pemakaian otak yg optimum menjadi bias ya. wong kalo melakukan apapun konek dengan otak :)
ReplyDeleteatau ada suatu tindakan yg mungkin tdk dilakukan seseorang seumur hidupnya sehingga otak tdk terpakai 100%? tindakan apa ya?