Friday, January 23, 2009

Virus Enterpreneur

Virus Entrepreneur ?!? yah sebagaimana virus lainnya, virus HIV, virus Ebola, virus Influenza, semuanya susah mati. Virus hanya akan kabur oleh daya tahan fisik yang sangat kuat.

Yah Virus Entrepreneur adalah virus mentalitas, Virus Entreperenuer tidak akan menular kepada orang-orang yang daya tahan mentalitasnya kuat.

Yang baik adalah kita menjadi diri kita sendiri, yang tidak terpengaruh oleh optimisme orang lain, setiap kita punya jiwa/mentalitas sendiri-sendiri, copy paste optimisme orang lain hanya bersifat sementara dan akan membuat orang tersebut frustasi karena tidak menjadi dirinya sendiri.

Yang salah kaprah adalah ketika kita hanya tahu bahwa entrepreneur itu sebuah kegiatan bisnis, padahal entrepreneur adalah sebuah jiwa. Ada karyawan yang mempunyai jiwa entrepreneur, ada politisi yang berjiwa entrepreneur, ada polisi, pedagang, dokter, dan profesi lainnya yang berjiwa entrepreneur.

Apa sukses secara materi menjadi dominasi milik entrepreneur, saya kira itu justru mitos belaka, sukses dalam profesi apapun bisa kita lihat tidak semua yang sukses berasal dari orang yang berjiwa entrepreneur.

Kita bisa hidup di dua kuadran, jika kita mau, karyawan juga pebisnis, karyawan juga investor, dokter manjadi investor, pebisnis menjadi investor dll. banyak contoh orang yang bebas financial dari jalur ini.

Rejeki ada di 9 pintu, yaitu pintu dagang, kita jangan keblinger mengartikan arti dagang, kita jadi karyawan kan berarti kita memperdagangkan "memasarkan" keahlian kita. Itu juga salah satu pintu rejeki. Orang yang pandai memperdagangkan apapun / "siapapun" dia akan terbuka pintu rejekinya.

Jadi memang virus entrepreneur hanya akan mengena ke orang-orang yang kurang kuat kemampuan mentalitasnya, seperti virus influenza menulari orang yang lemah fisiknya. Atau virus HIV yang akan menulari orang yang lemah imannya...heh...heh...heh....

So jika kita mau mempunyai jiwa entrepreneur jangan terpengaruh optimisme orang lain dan jangan latah, lebih baik kita fokus terhadap kelebihan-kelebihan kita. Jika kelebihan kita secara alamiyah berdagang ya berdagang, jika kita mempunyai kelebihan berkelahi ya jadi petinju atau tentara, jika kita pintar ngomong ya jadi pembicara atau negoisator, jika kita punya kelebihan berdakwah ya jadi dai, dll. Sebab kalau kita ikut-ikutan bisnis karena pengaruh optimisme orang lain, semuanya akan sia-sia saja buang tenaga, buang biaya, kita tidak bisa menjadi orang yang terbaik.

Selamat mempunyai jiwa entrepreneur yang lahir dari dalam diri kita sendiri, hidup adalah pilihan, anda bebas meniru jiwa / mental siapa saja (copy paste). Akan lebih baik jika kita mengikuti jalur alamiyah jiwa kita sendiri berada dimana.

Wajar kalau kampus-kampus kita menghasilkan sarjana-sarjana yang menganggur, tidak semua orang yang kursus-kursus juga berhasil, termasuk sebagai siswa apapun di kampus manapun, sebab tidak semua lulusan universitas terkemuka lulusannya juga sukses secara materi. Demikian juga dengan kegiatan belajar menjadi entrepreneur tidak semuanya juga sukses sebagai pebisnis. Salah satu sebabnya ya terpengaruh dengan optminisme orang lain, yang akhirnya tidak fokus kepada kelebihan-kelebihannya sendiri dan tidak menjalani secara alamiyah jiwanya berada dimana.

Do the best or nothing, lebih baik kita berada pada jalurnya sendiri-sendiri, selama berbuat yang terbaik maka akan sukses di bidang kita masing-masing, dan lebih baik lagi jika kita berada pada bidang masing-masing kita juga mempunyai jiwa enterpreneur.

No comments:

Post a Comment