1. Jangan pernah mengatakan, "Lho, bajunya kan masih banyak!", terutama dalam konteks pakaian pesta. Ketahuilah, seorang perempuan nggak mungkin mengenakan baju yang sama berulang2 ke pesta2 yang dihadiri oleh satu komunitas tertentu. Misalnya kalau satu baju sudah dipakai ke pernikahan teman kantor, baju itu nggak bisa dipakai ke acara teman kantor lagi.
2. Menyarankan berbelanja barang yang lebih murah bisa berakibat Anda harus menemani ke ITC dan sejenisnya. Ini jauh lebih melelahkan. Jadi pertimbangkan mana yang lebih menguntungkan: mahal & nyaman di mal atau murah & lelah di ITC.
3. There's no such thing as a pattern dalam mengunjungi toko/counter. Bisa linear, bisa acak sampai2 kalau ditarik garis akan menyerupai benang kusut. Siapkan kompas dan/atau peta gedung bila perlu, agar nggak kesulitan mencari pintu keluar.
4. Selisih harga Rp.2500,- adalah alasan yang sangat valid untuk kembali ke toko pertama. Anda sebagai pengantar, harus siap menjawab di mana lokasi toko pertama tersebut.
5. "Cuma lihat2 saja" seharusnya diartikan sebagai, "Cuma lihat2 saja, lalu dicoba sebentar, kemudian dibayar". Jangan pernah tertipu, apalagi jika Anda berprofesi sebagai penyandang dana.
6. Jangan terkecoh dengan tujuan berbelanja. Niat membeli satu kemeja berarti akan membawa pulang setidaknya satu barang lain. Kemejanya? Bisa jadi beli juga, tapi seringkali nggak.
7. Ingat bahwa sepatu baru memerlukan tas baru yang cocok, dan vice versa. Bahkan style nabrak pun harus dirancang, seberapa nabrak.
8. Pertanyaan "Bagus nggak?" harus dijawab dengan tepat. Di sini diperlukan kemampuan membaca pikiran, karena jawaban "Nggak" ketika sang pembelanja sangat menginginkan barang tersebut, bisa fatal akibatnya. Jangan sekali2 menjawab dengan "Nggak tau", apalagi asal jawab biar cepat pulang.
9. Pertanyaan "Aku pantas nggak pakai ini?" bisa diikuti dengan pertanyaan yang paling sulit dijawab di jagat raya:
"Kenapa, aku gemuk ya?". Bersiap2lah dengan jawaban terbaik.
10. Persiapkan stamina sebaik2nya. Pembelanja bisa tidur lelap dalam perjalanan pulang karena kelelahan dan puas (sounds like orgasm, no?), sementara Anda masih harus menyetir mobil menembus kemacetan.
No comments:
Post a Comment